idhusRIAN
Jumat, 25 Mei 2012
KELUARGA "MISKIN" KARENA ROKOK
JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian menunjukkan, banyak rumah tangga termiskin atau berpenghasilan rendah yang terperangkap konsumsi rokok. Kajian dari Lembaga demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) menyebutkan, sebanyak 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia (hampir 70 persen) memiliki pengeluaran untuk membeli rokok. Sedangkan 6 dari 10 rumah tangga termiskin (57 persen) memiliki pengeluaran untuk membeli rokok.
Ini melebihi biaya haji, sekolah S1 di UI, bisa buat DP rumah, beli motor, modal usaha kecil, dan francise makanan ringan
Hal itu diutarakan
Abdillah Ahsan, Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, saat acara temu media di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (25/5/2012).
"Jika tidak ada upaya pengendalian konsumsi rokok, kita takutkan nanti jadi 70-80 persen rumah tangga miskin membeli rokok," paparnya.
Abdillah mengungkapkan, pengeluaran untuk rokok menempati urutan kedua setelah makanan pokok di rumah tangga termiskin. Pengeluaran untuk rokok hanya lebih kecil dari padi-padian (makanan pokok). Bahkan pengeluaran untuk rokok mengalahkan 23 jenis pengeluaran lainnya.
Banyak kesempatan yang hilang akibat rumah tangga termiskin terjebak kebiasaan rokok. Sebagai contohnya, kata Abdillah, pengeluaran untuk rokok pada rumah tangga perokok termiskin 11 kali lebih besar dari pengeluaran belanja untuk daging, 7 kali lebih besar dari belanja buah, 6 kali lebih besar untuk pendidikan dan 5 kali lebih besar untuk kesehatan serta belanja susu dan telur.
"Betapa banyak rumah tangga termiskin mengatakan susah untuk membayar uang sekolah sementara dia setiap hari masih merokok," ungkapnya.
Dalam hitung-hitungannya, Abdillah menguraikan, betapa banyak kesempatan yang hilang setelah seseorang merokok selama 10 tahun. Ia menjabarkan, jika diibaratkan konsumsi rokok per hari (satu bungkus) 10 ribu dan perbulan 30 bungkus, maka konsumsi rokok per 10 tahun bisa mencapai 3.650 bungkus (senilai Rp 36,5 juta).
"Ini melebihi biaya haji, sekolah S1 di UI, bisa buat DP rumah, beli motor, modal usaha kecil, dan francise makanan ringan," katanya.
"Jadi ini bukan investasi. Ini mungkin investasi yang kita keluarkan sekarang, namun kita nikmati kerusakannya di kemudian hari," tegasnya.
Abdillah mengatakan, konsumsi rokok juga dapat menimbulkan kecanduan. Buktinya adalah pada krisis ekonomi tahun 1998 di mana pertumbuhan ekonomi negatif (artinya pendapatan berkurang), tapi konsumsi rokok masih meningkat. Bahkan, pada saat pendapatan turun dan harga-harga meningkat konsumsi rokok masih meningkat.
Hal lain, seperti masih terjangkaunya harga rokok juga menjadi alasan mengapa masih banyak masyarakat yang merokok. Dalam paparannya, Abdillah membandingkan antara harga rokok dan pendapatan per kapita. Jika pada tahun 2001 harga rokok dibandingkan dengan pendapatan per kapita sekitar 6 persen, maka di tahun 2010 turun menjadi 3 persen. Artinya, dari tahun 2001 ke 2010 harga rokok semakin terjangkau.
"Memang harga rokok naik, tapi GDP perkapita (pendapatan mayarakat) naiknya lebih cepat dari pada kenaikan harga, sehingga rokok lebih terjangkau," tuturnya.
Untuk menurunkan jumlah perokok, Abdillah merekomendasikan agar segera dibuat larangan iklan, sponsorship, promosi dan CSR rokok. Disamping juga peringatan kesehatan bergambar di bungkus rokok, memberlakukan kawasan tanpa rokok yang ketat, dan menaikkan cukai serta PPN rokok.
"Rekomendasi utama adalah menetapkan RPP tembakau menjadi PP segera dan meratifikasi Frame Work Convention on Tobacco Control (FTCT) untuk menunjukkan komitmen pemerintah pada perlindungan kesehatan masyarakat,"tutupnya.
Minggu, 04 Desember 2011
10 cara membuat anak Gemar Membaca
KOMPAS.com - Buku merupakan jendela ilmu, maka membaca perlu dijadikan salah satu kegiatan wajib sejak anak-anak masih kecil. Sayangnya, karena berbagai alasan banyak anak tidak suka membaca. Sebagai orangtua, Anda bisa melakukan berbagai trik untuk membiasakan anak gemar membaca. Misalnya, Anda bisa membacakan buku cerita untuk anak, dan
membuat kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan baginya.
1. Beri contoh dengan rajin membaca. Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Sebelum meminta anak untuk rajin membaca, Anda lebih dulu harus gemar membaca. Ajak mereka membaca setiap hari, walaupun hanya satu jam setiap harinya. Dengan cara ini, anak akan menganggap membaca adalah kegiatan yang penting dan harus dilakukan.
2. Ciptakan tempat yang nyaman untuk membaca, misalnya kursi yang empuk, atau sofa dengan bantal empuk.
3. Biarkan anak memilih buku yang akan dibaca. Hal ini akan membantu Anda untuk tetap membuat anak tertarik pada buku bacaan sekaligus membuat mereka merasa berguna. Mengunjungi perpustakaan secara rutin akan membantu proses pemilihan buku yang dibaca menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
4. Bicarakan tentang sampul buku. Anak biasanya akan memilih buku dengan desain sampul yang menarik dan lucu. Ajak mereka untuk menebak isi buku dari penampilan sampulnya. Siapa saja tokoh ceritanya, atau siapa yang menjadi "penjahatnya".
5. Sering menonton film asing, dimana sang tokoh membacakan dongeng dengan mengubah intonasi suara yang berbeda untuk setiap karakternya? Sesekali lakukan hal ini untuk menambah ketertarikan anak saat membaca buku. Pastikan Anda tidak membacanya terlalu cepat agar mereka bisa memahami isi cerita Anda.
6. Tunjukkan gambar-gambar menarik ketika membacakan buku cerita. Gambar tidak hanya membuat anak lebih terpaku pada isi buku, tetapi juga membantu mereka untuk lebih memahami perilaku tokoh-tokohnya, dan jalan ceritanya.
7. Setelah membacakan buku, ceritakan kembali pesan moral dalam cerita tersebut. Beri penekanan pada kata-kata penting yang bisa bermanfaat untuk mereka.
8. Cobalah untuk menghubungkan kisah di dalam buku, dengan realita dalam kehidupan Anda dan anak. Berikan contoh bagaimana anak harus bertindak ketika menghadapi sesuatu, berdasarkan apa yang dilakukan tokoh dalam cerita.
9. Pancing sifat kritis anak terhadap buku dengan memberikan beberapa pertanyaan seperti, "Cerita mana yang kamu suka?", atau, "Cerita mana yang tak kau suka?", atau "Apa yang kamu pelajari dari cerita ini?"
10. Berikan variasi pada aneka bacaan yang Anda pilih, agar anak tidak bosan saat mendengarkan Anda bercerita.
Sumber: Shine
Jumat, 01 Juli 2011
FORUM ANAK NASIONAL
Forum Anak Nasional Adalah wadah bagi anak-anak untuk mengapresiasikan diri kepada seluruh wilayah di negeri ini, karena masing- masing daerah di indonesia membawa aspirasi yang akan didiskusikan pada kegiatan ini.
Banyak kegiatan yang dilaksanakan forum anak nasional 2011, yang diantaranya adalah pembukaan dengan ibu menteri, hal ini sangat menggembirakan karena hal ini merupakan hal yang jarang dapat ditemukan di daerah masing- masing.
Selanjutnya adalah penanaman pohon (penghijauan) hal ini sangat menyenangkan karena banyak terkandung makna didlamnya yaitu anak diharapkan dapat menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar, karena apabila anak saja telah peduli terhadap lingkungan maka akan terus hingga anak menjadi dewasa.
Selanjunya adalah penjamuan makan malam oleh bapak Walikota Surakarta, waw….. hal ini sungguh fantastik karena sangat banyak orang yang menghadiri kegiatan tersebut dan menghibur seluruh Indonesia, dan memberikan suasana baru bagi anak- anak untuk mengetahui ciri khas masakan solo.
Karnaval…… tak pernah terbayangkan jikalau begitu antusiasnya seluruh perwakilan se-indonesia untuk menghadiri kegiatan tersebut, dan semakin meriahnya hal tersebut dengan banyaknya warga sekitar yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan karnaval ini.
Banyak hal yang ingin saya sampaikan akan kegiatan Forum Anak Nasional ini, seperti pertemuan KLA se Asia Pasifik, ketemu bule bule yang tidak mengerti bahasa indonesia… so… harus menggali potensi akan kemampuan untuk berbahasa Inggris..
Semoga Forum Anak Nasional ini mempunyai imbas bagi seluruh anak Indonesia bahwa anak adalah adalah manusia yang sama- sama mempunyai hak dan berhak untuk didengarkan kleinginannya, dan semoga hal tersebut dijadikan acuan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan anak.
by : M. Riadhussyah, L. Rizky Adipura, Yaumil Agisna Sari
Banyak kegiatan yang dilaksanakan forum anak nasional 2011, yang diantaranya adalah pembukaan dengan ibu menteri, hal ini sangat menggembirakan karena hal ini merupakan hal yang jarang dapat ditemukan di daerah masing- masing.
Selanjutnya adalah penanaman pohon (penghijauan) hal ini sangat menyenangkan karena banyak terkandung makna didlamnya yaitu anak diharapkan dapat menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar, karena apabila anak saja telah peduli terhadap lingkungan maka akan terus hingga anak menjadi dewasa.
Selanjunya adalah penjamuan makan malam oleh bapak Walikota Surakarta, waw….. hal ini sungguh fantastik karena sangat banyak orang yang menghadiri kegiatan tersebut dan menghibur seluruh Indonesia, dan memberikan suasana baru bagi anak- anak untuk mengetahui ciri khas masakan solo.
Karnaval…… tak pernah terbayangkan jikalau begitu antusiasnya seluruh perwakilan se-indonesia untuk menghadiri kegiatan tersebut, dan semakin meriahnya hal tersebut dengan banyaknya warga sekitar yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan karnaval ini.
Banyak hal yang ingin saya sampaikan akan kegiatan Forum Anak Nasional ini, seperti pertemuan KLA se Asia Pasifik, ketemu bule bule yang tidak mengerti bahasa indonesia… so… harus menggali potensi akan kemampuan untuk berbahasa Inggris..
Semoga Forum Anak Nasional ini mempunyai imbas bagi seluruh anak Indonesia bahwa anak adalah adalah manusia yang sama- sama mempunyai hak dan berhak untuk didengarkan kleinginannya, dan semoga hal tersebut dijadikan acuan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan anak.
by : M. Riadhussyah, L. Rizky Adipura, Yaumil Agisna Sari
Jumat, 27 Mei 2011
Latihan Peradilan Semu
lambat waktu yang kurasa
akankah semua ini berujung pada kehidmatan
titah keinginan yang ada dibenakku
ingin sekali saya melihat dan menggenggam piala
hanya itu itu dan itu yang ada
akankah semua terjadi....
namun semua masih hanya hayalan dalam kepala
PENGAWASKU membentak demi kami
enggan rasanya ku marah juga dan pula
rasa ini bercampur dengan semangat jua
andai semua sudah kuraih sekarang
dengan segalanya akan kuraih itu pula
indah khayalanku yang ada dikepalaku, hahahaha
langakah dan langkah selalu demi piala
anggap saja latihan ini demi itulah pula....
nestapaku tak pernah ku rasa sekarang, waw waw
semua anganku sekarang menggumpal... wah wah
entar saja rasa lelah ini datang
mungkin semua yang ingin kurasakan
untuk kita semua KPS kan menang,,,
Sabtu, 19 Maret 2011
Kekuatan Raksasa Militer Indonesia Tahun 1960
1960-an, Era Presiden Sukarno.
kekuatan militer Indonesia adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet.
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat "Trikora" di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
kekuatan militer Indonesia adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet.
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat "Trikora" di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
Kamis, 10 Maret 2011
selamat tinggal
selamattinggalpadamu
haritelahberlalu
sebagaimanaterataimengatupkelopaknya
untukmenyambutharibaru
janganlupabahwa
akuakankembalipadamu
tiada lama lagi
kerinduankumengentaljadidebu
tiada lama lagi
sejenak rasa dalamhembusananginlalu
selamattinggalpadamu
danmasa yang kulewati
pabila di senjakalaingatankitabertemu
kitaakankembaliberbicarakembali
dankauakanmenyanyikanlagu
yangmendalamdanberisi
danpabilatangankitabersua di lain mimpi
kitaakanmembangunmenara
diangkasatinggi
by : idhus
asal- usul Indonesia
Asul-usul dan arti nama Indonesia
Asal-usul atau arti dari nama indonesia, dari mana berasal, dan bagaimana terbentuknya. berikut saya simpan di blog tengkorak sakti ini sebagai dokumentasi untuk bahan bacaan bersama. Dan tentu hal ini penting diketahui demi kelangsungan nilai-nilai sejarah dan demi mengembalikan jati diri bangsa kita yang sekarang nampak mulai banyak dilupakan orang indonesia sendiri.
Asaul-usul nama Indonesia
Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
Nusantara
Pada tahun 1920, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker ( 1879 – 1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh JLA. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiƫr (orang Indonesia).
Identitas Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Republik Indonesia.
Asal istilah nama Indonesia
Nama ” INDONESIA” muncul pertama kali tahun 1850 yang diciptakan/dipakai oleh James Richard Logan (ahli hukum Skotlandia) Menurutnya dia lebih menyukai isitilah geografis “Indonesia” yang bersinonim dengan “Kepulauan Hindia”.
Pendapatnya merupakan penolakan terhadap istilah “indunesians” dan “Melayunesians” yang digunakan oleh George Samuel Windsoe Earl unJustify Fulltuk menyebut penduduk Kepulauan Malayan.
JR Logan menciptakan istilah baru ” Indonesia” untuk menyebut penghuni wilayah gugusan nusantara dan membaginya menjadi 4 wilayah geografis : 1. Indonesia Barat terdiri dari Sumatera, semenanjung Melayu, Kalimantan, Jawa dan pulau-pulau antara. 2. Indonesia Timur Laut terdiri dari Formosa hingga gugusan Kepulauan Sulu dan Mindanao di Philipina hingga Kepulauan Visaya. 3. Indonesia barat daya terdiri dari Pantai timur Kalimantan hingga Papua Nugini termasuk gugusan kepulauan di papua barat, Kai dan Aru. dan 4. Indonesai Selatan terdiri dari gugusan kepulauan selatan trans-Jawa, anatara Jawa – Papua Nugini atau dari Bali hingga gugusan Kepulauan Timor.
Loga adalah orang yang pertama mengenalkan nama “Indonesia”, kemudian Adolf Bastian guru besar Etnologi Universitas Berlin yang mempopulerkannya di dunia akademis selama kurun waktu 1884-1894. Nama Indonesia sudah dikenal sebagai istilah budaya dan geografis, karena secara politis wilayah ini dikuasai Belanda dengan sebutan Nederlandsch-Indie )Hindia Belanda).
Makna politis terminologi Indonesia baru tumbuh setelah abad ke-20, setelah Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) memakainya melalui pendirian biro pers Indonesische Per-bureu saat diasingkan ke negeri Belanda tahun 1913. Th 1922 atas prakarsa Mohammad Hatta mengubah nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia yang merupakan organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Belanda yang didirikan tahun 1908.
Era ini merupakan penguatan gerakan pemakian nama “INDONESIA” sebagai penggagti istilah “Hindia belanda” oleh kalangan pemuda dan mahasiswa Indonesia hingga mencapai kemerdekaan. Hal ini juga dibarengi adanya perubahan nama majalah milik Perhimpoenan Indonesia yauti Hindia Belanda menjadi “Indonesia Merdeka ” Sementara itu di tanah air, pergerakan memakai nama “Indonesia” dimulau th 1942 oleh dr.Soetomo pendiri Indonesische Studie Club. Setahun kemudian, Jong Islamieten Bond membentuk Kepanduan National Indonesische Padvinderi (NATIPIJ).
Nama “Indonesia” sebagai suatu negara dan bangsa baru muncul saat Soekarno – Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia tgl 17 Agustus 1945. Kini Indonesia memasuki usianya yang ke-63 usia yang tidak muda lagi, apakah sudah terwujud cita-cita para pendiri negeri ini ?
Sekian sekilas tentang paparan sejarah bangsa indonesia semoga kita tetap tergugah untuk melestarikan nilai-nilai sejarah dan asal-usul diri kita sebagai bangsa yang besar dan bisa memberikan efek positif terhadap motivasi diri para generasi kita kelak untuk tetap menjaga nilai-nila luhur bangsa ini
Minggu, 12 Desember 2010
Sahur Pemuda
Judul tulisan saya saat ini adalah Sahur Pemuda. Adapun saya memilih judul ini, maka kita akan temukan itu nanti ia datangnya. Yang pertama Kita hidup ini harus sesuai tujuan/ cita- cita maka kita harus tahu bagaimana “menuju Indonesia sesuai cita-cita proklamasi 1945”. Titik tolak ini penting sekali, oleh karena bagi bangsa manapun diperlukan adanya sesuatu yang mengikat, dan yang mempersatukannya sebagai bangsa. Dalam konsep negara bangsa seperti Indonesia, yang bukan negara yang dibentuk oleh suatu identitas tertentu seperti etnik, suku, atau agama, maka faktor pengikat itu adalah gagasan yang melahirkannya sebagai bangsa. Latar belakang geografis memang penting seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, tetapi di pihak lain seperti dikatakan oleh Bung Hatta, meskipun faktor geopolitik itu penting “tetapi kebenarannya sangat terbatas”. Karena, kalau atas dasar itu saja, maka seluruh Kalimantan harus masuk Indonesia. Latar belakang sejarah juga penting, tetapi juga tidak mutlak, karena Timor Timur memiliki latar belakang sejarah yang berbeda dari propinsi-propinsi Indonesia lainnya. Oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Greenfeld, “the only foundation of nationalism as such, the only condition, that is, without which no nationalism is possible, is an idea”.
Yang kedua Di sinilah pemuda berperan secara alamiah, yakni dalam kepeloporan dan kepemimpinan dalam menggerakkan potensi dan sumber daya yang ada pada rakyat, khususnya wilayah Desa. Menurut hemat saya, kalau kita ingin memfokuskan pembicaraan, atau penyusunan strategi mengenai peran pemuda dalam pembangunan, maka konteksnya adalah kepeloporan dan kepemimpinan. Jadi, untuk meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan Desa, tak pernah dikesampingkan peran Pemuda Desa dalam pembangunan ini, tanpa Pemuda Desa siapa lagi yang akan mengembangkan semua yang kita punya, lebih luas wilayah pedesaan disbanding perkotaam dan tak kalah menariknya para pemikir- pemikir sejati dan orang- orang sukses di negeri ini berasal dari Desa, maka dengan itu kita harus membangun kepeloporan dan kepemimpinannya. Di sini ada beberapa pengertian, yang penting adalah tiga aspek: membangun “semangatnya, kemampuannya, dan pengamalannya”. Kepeloporan dan kepemimpinan bisa berarti sama yakni berada di muka dan diteladani oleh yang lain. Tetapi, dapat pula memiliki arti sendiri. Kepeloporan jelas menunjukkan “sikap berdiri di muka, merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu”, untuk “diikuti, dilanjutkan, dikembangkan, dipikirkan” oleh yang lain. Dalam kepeloporan ada unsur menghadapi risiko. Kesanggupan untuk memikul risiko ini penting dalam setiap perjuangan, dan pembangunan adalah suatu bentuk perjuangan. Dalam jaman modern ini, seperti juga kehidupan makin kompleks, demikian pula makin penuh risiko. Seperti dikatakan oleh Giddens “Modernity is a risk culture”. Modernitas memang mengurangi risiko pada bidang-bidang dan pada cara hidup tertentu, tetapi juga membawa parameter risiko baru baru yang tidak dikenal pada era-era sebelumnya. Untuk itu maka diperlukan ketangguhan, baik mental maupun fisik. Tidak semua orang berani, dapat atau mampu mengambil jalan yang penuh risiko.
Maka dengan itu marilah kita semua membangun suatu tekad yang kuat untuk semua ini, pembangunan dimanapun dapat terlaksana dengan tujuan yang mantab dan pelaksanaannya yang sesuai dengan cita-cita proklamasi pasti tercipta dan terlahir, hal itupun takkan pernah terlepas dari pemuda, karena pemudalah yang memikul beban berat dalam menangani kehidupan selanjutnya, tiada pemuda maka tiada pula generasi selanjutnya dalam pemerintahan. Sadarlah wahai para kaum Muda, bangunlah dalam tidur lelap kalian, ketahuilah keadaan Negara kalian, lagu kebangsaan kita mengatakan bangunlah jiwanya, bangunlah raganya, maka sudah dengan gamblang kita diajak agar terlebih dahulu bangun dulu dengan kesadaran jiwa masing- masing tentang keadaan ini dan melukan dengan kekuatan badan masing- masing apa saja yang berguna demi pembangunan Indonesia tercinta ini yang tidak terlepas dari peran Desa seutuhnya.
Langganan:
Postingan (Atom)